DELAPAN ALTERNATIF MODEL E-BUSINESS

Image

Di dalam mengimplementasikan konsep e-business, kajian terhadap model bisnis (business model) yang ingin
diadopsi perusahaan merupakan hal yang krusial. Secara prinsip, e-business model ini sering didefinisikan sebagai
cara atau mekanisme yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam memperoleh pendapatan (revenue stream) dari
usaha yang dilakukannya. Karena begitu banyaknya kemungkinan-kemungkinan mekanisme pendapatan yang
dapat dipilih perusahaan, maka manajemen harus benar-benar memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
• Model E-Business yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik dan kekuatan yang dimiliki oleh
perusahaan (core competencies) agar yang bersangkutan dapat benar-benar handal dalam menerapkan
mekanisme terkait;
• Seperti apapun tipe Model E-Business yang dipilih, polanya akan sangat mudah ditiru oleh perusahaan
lain sehingga perusahaan harus yakin bahwa jika hal tersebut terjadi, perusahaan tetap menjadi yang
terunggul dalam menerapkannya (adanya unsur competitive advantage);
• Fokuskan pengembangan Model E-Business pada mekanisme perolehan pendapatan (revenue stream
generator) yang mungkin ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggannya; dan
• Perusahaan harus mampu mengidentifikasikan kunci keberhasilan (critical success factors) dari Model
E-Business yang dipilih agar alokasi berbagai sumber daya yang dimiliki dapat dilakukan secara tepat,
efisien, dan efektif.
Dalam bukunya “Place to Space: Migrating to e-Business Models”, Peter Weill dan Michael R. Vitale
memperkenalkan delapan tipe Model E-Business utama yang dapat dipilih perusahaan. Masing-masing adalah:
1. Direct to Customer, yaitu melakukan penjualan melalui hubungan yang terjalin secara langsung
antara perusahaan dengan pelanggannya;
2. Full-Service Provider, yaitu menyediakan berbagai fasilitas dan jasa (sumber daya) yang
dibutuhkan oleh perusahaan lain dalam menjalankan operasi bisnisnya;
3. Whole of Enterprise, yaitu menawarkan fasilitas satu pintu (single point of contact) kepada
pelanggan yang membutuhkan pelayanan tertentu yang melibatkan banyak pihak (perusahaan);
4. Intermediaries, yaitu menjadi perantara (broker) dari berbagai jenis keperluan (berdasarkan
data, informasi, segmen industri, komunitas, dsb.);
5. Shared Infrastructure, yaitu menawarkan penyewaan terhadap berbagai instrastuktur teknologi
informasi, meliputi database, aplikasi, perangkat keras, and jaringan;
6. Virtual Community, yaitu memanfaatkan komunitas yang ada di dunia maya untuk berbagai
keperluan seperti penawaran berbagai produk dan jasa digital;
7. Value Net Integrator, yaitu mengintegrasikan berbagai entiti atau sumber daya yang ada di
internet agar produk-produk atau jasa-jasa baru yang belum pernah ada sebelumnya dapat
ditawarkan kepada pasar dan calon pelanggan; dan
8. Content Provider, yaitu menawarkan pelayanan pembentukan dan distribusi data, informasi,
knowledge (content) yang bernilai tinggi kepada pelanggan.

About luthfi777

Religious-wanna-be, Realist, Semi-Idealist.

Leave a comment